PART II
Hari demi hari tlah ku
lalui dengan segala aktivitas. Dugaanku salah, dulu aku beranggapan bahwa
orang-orang desa pasti nggak seru dan tentunya kudet. Ternyata tidak, teman-temanku ini pintar semua dan juga
berwawasan luas. Selama dua minggu, aku mengikuti seleksi OSIS. Dan alhasil,
aku terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Aku menduduki jabatan sebagai wakil
bendahara II. Waaaa, aku tak menyangka.
Mmm, sudah satu semester aku bersekolah di SMP N 1 Sumedang.
Tentunya, aku semakin dikenal dan akrab dengan siapa saja. Kabar baru datang
padaku. Kudengar dari teman-teman, anak kelas VII 1 ada yang suka denganku.
Namanya Rian. Aku kaget dengan kabar ini. “Rian? Dia kan partner ku di OSIS. Mmm, pantes aja akhir-akhir ini dia sering sms aku.” gumamku. Aku sering sms’an dengan Rian. Lama-kelamaan aku
juga suka dengan Rian. “Apa ini yang namanya cinta monyet?”gumanku lagi. Tak
lam kemudian, aku dan Rian pun berpacaran. Hari-hariku dengan Rian hanya kita
isi dengan sms’an dan bergurau
melalui social media. Dan mungkin
hanya sebatas senyum dan sapaan, jika berpapasan.
Dua bulan berlalu, hubunganku dengan Rian masih saja lancar. Tapi alhasil, hubungan itu tak berjalan mulus lagi.
Bundaku tau akan hal ini. Bundaku membaca semua sms ku dengan Rian. Malam hari ketika aku, ayah dan bunda berkumpul
di ruang keluarga, aku disidang oleh mereka. Mereka menasehatiku, bahwa aku
belum diizinkan untuk berpacaran. Karena satu alasan, yaitu “belum waktunya”.
Berulang kali ayah menasehatiku dengan melontarkan kata-kata tersebut. Aku minta maaf pada orang tuaku dan berjanji
tidak akan mengulanginya. Dan pada malam itu juga, aku memutuskan hubunganku
dengan Rian.
“Rian, maaf. Aku nggak bisa ngelanjutin hubungan ini lagi. Aku dilarang berpacaran oleh kedua orang tuaku. Orang tuaku telah mengetahui hubungan kita. Sekali lagi, MAAF!”
Itu adalah sms yang ku kirim ke Rian. Aku merenung, dan dalam hatiku berkata, “Aku tak akan mengulangi perbuatan ini lagi!”
“Rian, maaf. Aku nggak bisa ngelanjutin hubungan ini lagi. Aku dilarang berpacaran oleh kedua orang tuaku. Orang tuaku telah mengetahui hubungan kita. Sekali lagi, MAAF!”
Itu adalah sms yang ku kirim ke Rian. Aku merenung, dan dalam hatiku berkata, “Aku tak akan mengulangi perbuatan ini lagi!”
Keesokan harinya, aku memulai hari baruku dan berharap aku akan
beruntung di kemudian hari. Aku akan melupakan hari-hari pahit sebelumnya.
Sebentar lagi, aku akan mengikuti test kenaikan kelas. Aku telah mempersiapkan
kematangan materi-materi yang akan diujikan nanti. Seminggu berlalu. Akhirnta
test kenaikan kelas pun selesai juga. Seminggu kemudian, aku menerima hasil rapor ku. Lagi-lagi, aku berhasil
membanggakan oran tuaku. Aku mendapat peringkat tiga di kelas dan juga parallel, dan aku diumumkan masuk kelas favorite di kelas VIII ini, yaitu di
kelas VIII 8.
Selama dua minggu aku libur. Liburan ini, aku hanya di rumah
saja. Aku tak bisa ke Semarang karena ayah sudah dipindah tugaskan di Sumedang
dan bunda baru saja melahirkan. Akhirnya, dua minggu itu berlalu. Aku mulai
masuk sekolah dan duduk di kelas VIII 8. di kelas VIII ini, aku mulai rutin
dengan aktivitasku. Banyak sekali keberuntungan yang berpihak padaku. Aku
terpilih menjadi ketua kelas dan sekaligus ketua OSIS SMP N 1 Sumedang. Mungkin
krena bukti dari kinerjaku yang baik dan juga ketegasanku selama ini, akhirnya
aku dipercaya untuk mengemban amanah dari kelas dan juga sekolah. Selain itu,
banyak juga prestasi yang ku raih disini. Aku telah menjuarai berbagai
perlombaan.
mau tau kelanjutan ceritanya ??? Yuk, jump in part III
Tidak ada komentar:
Posting Komentar