Hai, Para Pembaca Setiaaaa :)
Apa kabar nih???
Kali ini aku bakal posting mengenai karangan cerpenku aah. Emmm, ragu sih untuk nge-posting. Tapi dicobalah :) MOHON KRITIK DAN SARANNYA yeee !!!
Judulnya "TERNYATA AKU MASIH KECIL" niiih. Penasaran??? Haha :D Per bagian yaa, dimulai dari Part I duluu. Okelah langsung aja !
See BELOW !!!
Selasa, 07 Oktober 2014
Cerpen "TERNYATA AKU MASIH KECIL" (Part II)
PART II
Hari demi hari tlah ku
lalui dengan segala aktivitas. Dugaanku salah, dulu aku beranggapan bahwa
orang-orang desa pasti nggak seru dan tentunya kudet. Ternyata tidak, teman-temanku ini pintar semua dan juga
berwawasan luas. Selama dua minggu, aku mengikuti seleksi OSIS. Dan alhasil,
aku terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Aku menduduki jabatan sebagai wakil
bendahara II. Waaaa, aku tak menyangka.
Mmm, sudah satu semester aku bersekolah di SMP N 1 Sumedang.
Tentunya, aku semakin dikenal dan akrab dengan siapa saja. Kabar baru datang
padaku. Kudengar dari teman-teman, anak kelas VII 1 ada yang suka denganku.
Namanya Rian. Aku kaget dengan kabar ini. “Rian? Dia kan partner ku di OSIS. Mmm, pantes aja akhir-akhir ini dia sering sms aku.” gumamku. Aku sering sms’an dengan Rian. Lama-kelamaan aku
juga suka dengan Rian. “Apa ini yang namanya cinta monyet?”gumanku lagi. Tak
lam kemudian, aku dan Rian pun berpacaran. Hari-hariku dengan Rian hanya kita
isi dengan sms’an dan bergurau
melalui social media. Dan mungkin
hanya sebatas senyum dan sapaan, jika berpapasan.
Dua bulan berlalu, hubunganku dengan Rian masih saja lancar. Tapi alhasil, hubungan itu tak berjalan mulus lagi.
Bundaku tau akan hal ini. Bundaku membaca semua sms ku dengan Rian. Malam hari ketika aku, ayah dan bunda berkumpul
di ruang keluarga, aku disidang oleh mereka. Mereka menasehatiku, bahwa aku
belum diizinkan untuk berpacaran. Karena satu alasan, yaitu “belum waktunya”.
Berulang kali ayah menasehatiku dengan melontarkan kata-kata tersebut. Aku minta maaf pada orang tuaku dan berjanji
tidak akan mengulanginya. Dan pada malam itu juga, aku memutuskan hubunganku
dengan Rian.
“Rian, maaf. Aku nggak bisa ngelanjutin hubungan ini lagi. Aku dilarang berpacaran oleh kedua orang tuaku. Orang tuaku telah mengetahui hubungan kita. Sekali lagi, MAAF!”
Itu adalah sms yang ku kirim ke Rian. Aku merenung, dan dalam hatiku berkata, “Aku tak akan mengulangi perbuatan ini lagi!”
“Rian, maaf. Aku nggak bisa ngelanjutin hubungan ini lagi. Aku dilarang berpacaran oleh kedua orang tuaku. Orang tuaku telah mengetahui hubungan kita. Sekali lagi, MAAF!”
Itu adalah sms yang ku kirim ke Rian. Aku merenung, dan dalam hatiku berkata, “Aku tak akan mengulangi perbuatan ini lagi!”
Cerpen "TERNYATA AKU MASIH KECIL" (Part III)
PART III
Suatu ketika, kabar aneh
datang padaku. Echa, temanku bilang, “Asri! Wildan anak kelas VIII 1 suka kamu
looo. Barusan di bilang ke aku gini, “Cha,
salam ya buat Asri, bilang dari Wildan!”, gitu Sri!”. Mendengar kabar itu
aku hanya bisa membalas perkataan Echa dengan senyum sepet dan menganggap bodoh
akan hal itu. Dan ternyata yang dibilang Echa benar. Wildan mencoba
mengungkapkan perasaannya melalui sms. Aku
tak langsung menjawab penawaran Wildan untuk jadi pacarnya. Karena aku berfikir
bahwa, aku telah berjanji untuk tidak berpacaran terlebih dahulu. Tapi, setiap
hari aku juga mulai dekat dengan Wildan. Aku merasa nyaman dengannya. Hingga
dua hari kemudian, aku menjawab penawaran Wildan dan mau menerima Wildan
menjadi pacarku. Aku mengingkari janjiku sendiri. Dalam benakku, aku merasa
bersalah telah membohongi ayah dan bunda. Tapi apa daya, aku sudah tidak bisa
menahan rasa ini.
Sudah enam bulan aku dan
Wildan berpacaran. Dan dengan pacaran ini, tak membuat sedikit pun prestasiku
menurun. Nilai-nilaiku tetap stabil. Namun, akhir-akhir ini aku lebih sering
asyik dengan handphone dan gadget-gadget ku. Aku melihat
gerak-gerik ayah yang merasa curiga denganku. Dan ternyata waktu aku sekolah,
ayah mengecek handphone ku, dan
membaca semua pesan-pesanku.
Langganan:
Komentar (Atom)